Chef Juna dan Tempe Gak Enak

tempe penyet sambel terong
Tempe dan Tahu adalah dua jenis lauk yang hampir pasti selalu ada dalam menu makanan di rumah kami. Rawon, Bali, Pecel, Sayur Bayem, Sayur Asem, Kare, Oseng-oseng, Sambel Goreng, Soto, Bothok, pokoknya apapun masakannya, tempe dan tahu selalu tersedia. Entah digoreng, dibacem, atau dicampurkan langsung ke dalam masakan.

Beberapa hari terakhir tempe yang kami makan memiliki rasa yang berbeda dari biasanya. Teksturnya terlalu lembek dan aroma gurihnya berganti bau aneh yang mengganggu selera. Akibatnya, tempe goreng yang biasanya tak bersisa di meja makan pun teronggok merana tak tersentuh tangan.

Pagi itu seperti biasa ibu pergi ke pasar untuk belanja bahan masakan. Ibu berencana memasak Sayur Bayem kesukaan Sachie.

Begitu tiba di pasar ibu langsung menuju lapak mlijo (penjual kebutuhan dapur) milik Mbok Yem yang sudah berpuluh tahun menjadi jujugan beliau. Lapak Mbok Yem menjual hampir semua jenis bahan masakan, mulai sayur-mayur hingga ikan segar.

Ibu memilih bahan masakan yang diperlukan dan memasukkannya ke dalam tas belanja. Dan ketika sampai pada tumpukan balok-balok tempe yang tampak fresh dan indah berwarna keputihan, ibu segera teringat "parade tempe yang terbuang" dan menjadi rezeki dadakan ayam-ayam peliharaan ayah di kandang.

"Beberapa hari ini tempenya kok gak sepiro enak ya, Mbok Yem?" tanya ibu.

Mbok Yem tidak merespon pertanyaan ibu, dia sibuk meladeni pembeli yang lain. Ibu mengambil satu balok tempe dan menimang-nimangnya. Pembeli lainnya selesai berbelanja dan pergi meninggalkan lapak. Kini tinggal ibu dan Mbok Yem berhadap-hadapan di lapak tersebut. Mirip adegan duel dalam film-film koboi.

"Yang kirim tempe ganti orang tah, Mbok Yem, rasanya kok berubah?"

"Berubah gimana to, Bu?"

"Yo malih gak enak. Sudah tiga hari tempe yang saya masak di rumah cuma dicicipi thok, gak ada yang mau makan."

Air muka Mbok Yem segera berubah masam mendengar barang dagangannya mendapat komplain demikian.

"Siapa bilang tempe ini gak enak? Lha wong Juna saja suka kok!" Mbok Yem bersungut-sungut tak terima.

"Haaah! Juna?", sontak ibu kaget mendengar ucapan Mbok Yem. "Maksud sampeyan Chef Juna yang terkenal dan sering masuk tipi itu?"

"Syef iku opo? Juna itu nama panggilan Junaidi, putuku (cucuku)."

Dengan senyum tertahan ibu meletakkan kembali sebalok tempe di tangannya, membayar barang belanjaannya dan segera berpindah ke lapak Mak Jah yang ada di sebelah.

Comments